Sunday, 15 February 2015

Konsep Uang Dalam Islam

Konsep Uang Dalam Islam dan Produktifitas

Uang:
Sebagai alat ukur harta
Sebagai alat ukur kekayaan
Sebagai alat tukar

Fungsi Uang:
Alat transaksi
Untuk berjaga-jaga
Komuditi/diperdagangkan (fungsi uang yang dilarang dan termasuk riba)

Peredaran Uang:
Rumah Tangga
Negara
Bank

Pemerintah mengadakan regulasi, sementara Bank Sentral (BI) sebagai pelaksana dari yang dibangun oleh pemerintah.
Dalam Islam, pemerintahlah yang berhak menerbitkan uang, mengapa demikian?
Uang adalah barang publik.
Pemerintah yang menata kegiatan-kegiatan tentang publik, maka diatur oleh regulasi yang dilaksanakan oleh bank sentral.

Filosofi uang dalam Islam adalah untuk dimanfaatkan
Hadis mengatakan: “Sesuatu yang dimiliki itu adalah yang dipakai, yang dimakan dan yang disedekahkan” (tidak boleh mubazir).

Menurut pandangan Konvensional, uang itu seperti ayam betina sebagai kekuatan internal (ini berlawanan dengan syariah).
Dan uang itu mengandung nilai ekonomi, bersifat dinamis (dia dapat bergerak secara otomatis).

Ikhtikal dalam ekonomi islam adalah menimbun (disimpan namun ketika harga naik maka dijual), itu dilarang dalam islam karena menganiaya.

Sementara dalam Islam kekuatannya ada pada kekuatan eksternal, yaitu pada “Produktifitas”, karena semakin tinggi produktifitasnya seseorang maka ia akan mendapatkan uang sebanyak-banyaknya dan sebaliknya.
Apa yang dimaksud dengan produktifitas?
Berkaitan dengan Etos Kerja yang timbul dari dalam diri seseorang, sesuatu keinginan dan kemauan untuk maju
Harus juga mempunyai kemampuanuntuk mengolah sumber produksi seperti tanah, tenaga kerja, modal, teknologi dan lain-lain.

Dalam pandangan Islam bahwa uang itu bersifat pasif, berlawanan  dengan pandangan Konvensional yang bersifat dinamis.
Jika diibaratkan uang yang bersifat pasif itu seperti tidur, jadi manusia lah yang harus membangunkan atau mengelola uang tersebut.
Dalam hadis: “Tidur diwaktu subuh itu akan mewariskan kefakiran”, “Dilarang tidur setelah shalat subuh”.
Doa Nabi saw: “Ya Allah aku berlindung dari sifat pengecut dan sifat malas”. (pengecut yaitu ragu-ragu atau susah mengambil kesimpulan dan malas adalah mengurangnya produktifitas)
Cerita dua puteri Nabi Syuaib as, cerita tentang produktifitas.

Instrumen Produktifitas
Zakat (zakat juga berfungsi untuk membangun produktifitas)
Ihyaul Mawat (menghidupkan tanah-tanah yang mati)
Melarang Ikhtikal.

No comments:

Post a Comment